Saudaraku yang budiman…
Alloh berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)
Ibnu `Abbas rda berkata:
“Didik dan ajarkanlah ilmu kepada mereka”.
Qotadah rhm mengatakan:
“Memerintahkan mereka untuk ta`at kepada Alloh, melarang mereka dari berma`siat kepadaNya, menegakkan perintah Alloh terhadap mereka dan memerintahkan, mendukung dan memebantu mereka untuk menegakkannya”.
Ad-Dohhak dan Muqotil bin Hayyan rhm berkata:
“Seorang muslim wajib mengajarkan keluarganya, kerabat, budak perempuan dan laki-lakinya tentang apa saja yang difardhukan dan dilarang oleh Alloh Swt”.
Ayat ini menegaskan amanah yang diemban di pundak-pundak kaum mukminin yaitu memelihara dan menjaga diri serta keluarga tercinta dari jilatan api neraka. Amanah ini berarti mewajibkan kita semua mendidik istri-istri, putra dan putri kita semua di bawah naungan Islam. Kita wajib menjaga dan memelihara mereka dari semua konsep, pandangan, perkataan dan perbuatan yang menjerumuskan mereka ke api Jahannam.
Saudaraku yang budiman…
Pemberian sebesar apapun harta untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali bisa menyelamatkan mereka dari api Jahannam, jika bukan Tauhid dan Sunnah yang kita didik bagi mereka. Sebesar apapun bekal ilmu-ilmu sosial/duniawi, keahlian kerja apapun untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali dapat memasukkan mereka ke dalam syurga jika bukan iman dan amal sholih yang tumbuh di jiwa dan raga mereka.
Semua tiada guna, semua tiada harga, semua hanya kepuasan palsu di dunia fana, yang sebentar lagi akan lenyap kita tinggalkan tanpa sisa.
Rasululloh bersabda,
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ يَا مَعْشَرَ بَنىِ كَعْبٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ يَا فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى وَاللهِ لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا إِلاَّ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبَلَلِهَا
“Hai kaum Quraisy, selamatkanlah diri-diri kalian dari api neraka. Hai Bani Ka’ab selamatkan diri kalian dari api neraka, Hai Fathimah putri Muhammad selamatkan dirimu dari api neraka. Demi Alloh, sesungguhnya aku tidak sanggup membela kalian sedikitpun di sisi Alloh, kecuali hanya sekedar hubungan rahim yang memberikan kesejukan sekejap saja…..” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hubungan kekerabatan kepada makhluk yang mulia saja tidak dapat menyelematkan keluarga Rosululloh saw dari api neraka, bagaimana pula dengan kita yang sama sekali tidak terkait dengan hubungan kemuliaan apapun, kecuali taqwa, iman dan amal sholih kita? Marilah kita merenungkan kehidupan kita yang sesungguhnya.
Saudaraku yang budiman…
Marilah kita renungkan sejenak tentang putri kita khususnya. Mencari dan memilih sarana pendidikan yang akan menghantarkan putri-putri kita ke dalam syurga dan menjaga mereka semua dari api neraka adalah kewajiban kita. Sarana pendidikan yang mengajarkan kemurnian Islam, Tauhid dan Sunnah Nabi yang mulia. Bukan sekedar wahana pendidikan yang mengarahkan mereka untuk memeras keringat mencari kerja, bukan pula mengejar ijazah menjadi sarjana (selembar kertas prestise) duniawi belaka. Bukan pula hanya meraih prestasi duniawi (seperti cerdas berbahasa Inggris, Ahli Kimia, Biologi, Matematika dan lain-lain)
Jawablah dengan iman Anda, jika bisikan syaithon mengatakan “Putri-putri kita pun butuh pekerjaan yang akan mendukung nafkah kehidupan mereka, saat kita telah tiada ?”. Ya butuh tapi syaithon bukan sedang membisikkan kita butuh pekerjaan untuk nafkah putri-putri kita, tapi menjadikan tujuan kehidupan asasi yang dipertuhankan. Bukankah demi sebuah pekerjaan mancari nafkah, perintah-perintah dan larangan-larangan Alloh pun siap dilanggar dan ditinggalkan karena menjadi penghalang ? Bahkan kita buat seribu dalih kesulitan dan kedarurotan untuk lepas dari dosa yang kita lakukan ? Padahal putri-putri kita dapat bekerja tanpa melanggar perintah dan larangan Alloh . Menjadi guru wanita, menjadi penulis produktif, menjadi konsultan kaum wanita dan lain-lain. Bahkan menjadi iburumah tangga yang akan menjadi madrasah generasi anak cucu yang mulia. Kita tinggalkan pengabdian itu semua demi harta yang ditelan perut dan dilapukkan tubuh dalam hitungan detik waktu padahal Alloh berfirman,
• •
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Alloh dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56-58)
Menegaskan ayat ini, Rosululloh saw bersabda:
يَاابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأُ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدُّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
“Hai anak Adam… Penuhilah hidupmu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi jiwa kekayaan dalam dadamu dan aku tutup kefaqiranmu. Jika engkau tidak mau melakukannya, niscaya Aku penuhi jiwamu dengan kesibukan dan tidak Aku tutup kefaqiranmu”. (Hr. Tirmidzi dengan sanad yang hasan).
Jawablah dengan iman Anda, jika was-was syaithon mengatakan “Bukankah anak-anak kita pun butuh sarana pendidikan yang nyaman dan representatif ?”. Ya betul..tapi syaithon bukan sedang membisikkan kita tentang sarana yang nyaman dan representatif semata, tetapi dia hendak membuat kita menjadikan itu semua sebagai suatu prinsip pendidikan putri-putri kita. Apapun demi sarana yang nyaman dan representatif kita lakukan, sampai-sampai harus meninggalkan toleransi kepada ketidak murnian agama sekalipun, dengan mentoleransikan sedikit kesyirikan, kebid’ahan, atau kemaksiatan, bercampur baur laki-laki dan wanita didalamnya pun. Sama sekali tidak terpikirkan oleh kita bahwa tempat kembali putri-putri kita di akhirat jika semua itu disepelekan adalah lebih perih dan lebih sedih dari tempat pendidikan yang kita bayangkan tidak nyaman, tapi mengajak kemurnian Islam.
Alloh berfirman,
• • •
“Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.” (QS. Az Zumar [39] : 15-16)
Yang dimaksud “orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat” adalah bahwa di akhirat kelak mereka sama sekali tidak memiliki hubungan, diri mereka sendiri di neraka sedangkan keluarga mereka di dalam surga atau seluruhnya mereka di dalam nekara.
Jawablah dengan iman anda, jika syaithon membisikkan “Bukankah anak-anak kita saat ini membutuhkan ijazah pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ?
Ya betul…tapi semua itu sebenarnya hanyalah tipu daya syaithon palsu dalam menjebak manusia di alam pertempurannya dengan antek-antek syaithon itu sendiri. Berapa banyak pekerjaan tidak menampung orang-orang yenga berijazah? Berapa banyak orang-orang yang berijazah tak bisa melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya? Berapa banyak orang-orang yang berijazah telah menjadi rampok-rampok masyarakat? Berapa banyak orang-orang yang berijazah telah menjadi para pelacur dunia? Dan masih banyak yang lainnya. Cerdaskah? Bahagiakah? Senangkah? Atau sebaliknya. Apalagi kalau itu dijadikan rasa takut untuk anak-anak putri kita seakan sebuah keniscayaan untuk bisa hidup di alam dunia. Ingatlah hanya dengan kesolehan kita dan seluruh keluarga kita yang dapat menghantarkan kita ke dalam ampunan Alloh Swt dengan memasuki Surga `Adn. Alloh Swt sampai-sampai bercerita bahwa para Malaikat mulia pemikul `ArsyNya mendoakan orang-orang yang beriman dan keluarga-keluarga mereka.
Alloh Swt berfirman:
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan):"Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar". (QS. al-Mu`min [40]:7-9)
Rosululloh saw dengan sangat tegas bersabda:
إِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ إِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah Alloh, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Alloh, niscaya engkau akan dapati Alloh ada di hadapanmu”. (Hr. Bukhori dan Muslim)
Ingatlah saudaraku… Saatnya kita jangan salah pilih untuk pendidikan anak-anak kita, terutama putrid-putri kita tercinta. Jangan terjebak oleh rayuan dunia yang sangat sempit, singkat dan fana. Hanya dengan mendidik mereka dalam kemurnian, kemurnian tauhid yang hanya beribadah kepada Alloh Swt dengan benar, hanya dengan amal sholih yang mencontoh seluruh kehidupan Rasulullah saw dan para sohabatnya, niscaya kehidupan kita akan bahagia dunia dan akhirat. Jangan sekedar memandang tempat yang nyaman dan representafif, jangan hanya mengejar ujian nasional yang sukses, jangan hanya menilai kecerdasan ilmu-ilmu duniawi dan jangan hanya bercita-cita menutupi perut atau tempat tinggal buat orang-orang yang kita cintai.
wabillahi taufik wal hidayah,
0 komentar
Posting Komentar